Senin, 16 Juli 2012

Forum Buruh Bogor Bersatu melakukan Aksi


Sabtu, 14 Juli 2012 , 09:02:00
 
http://www.radar-bogor.co.id/uploads/berita/dir14072012/img14072012979801.jpg
TEGANG: Salah satu buruh sedang berorasi di depan gerbang PT Argha Karya Prima,                                              menuntut agar rekannya yang diskors dipekerjakan kembali.
CITEUREUP-Sekitar 300 buruh yang terdiri dari 49 pengurus unit kerja (PUK) mengepung gerbang masuk PT Argha Karya Prima tepatnya di Jalan Raya Pahlawan samping kantor Kelurahan Karangasem Barat, kemarin.

Buruh yang berasal dari Bogor, Bekasi dan Tangerang itu menuntut perusahaan agar keempat karyawan PT Argha Karya Prima segera dipekerjakan kembali tanpa ada surat teguran atau pemutusan hubungan kerja (PHK).

Sejak pukul 08:00, suasana tegang terasa di Jalan Pahlawan. Dengan membawa bendera, ratusan buruh berkumpul dan orasi di depan pagar gerbang perusahaan.

Ketegangan terjadi saat staf keamanan perusahaan mencoba untuk mengikat rantai pagar masuk perusahaan. Rantai  baja itu menjadi rebutan antara buruh dengan keamanan perusahaan.

Khawatir rantai akan terebut, beberapa aparat kepolisian membantu untuk merebutnya. Karena kondisi belum kondusif, akhirnya rantai disimpan keamanan perusahaan.

Tak lama berselang, enam orang perwakilan buruh diizinkan masuk menemui pihak perusahaan.

Demonstran di luar pagar terus mendesak agar Manajemen PT Argha Karya Prima menemui demonstran dan memberikan penjelasan. Merasa terlalu lama menunggu negosiasi, para buruh kembali berdiri dan berusaha menjebol pagar besi setinggi tiga meter itu. Satu unit truk water cannon milik polisi bersiaga tepat di belakang pagar.

Ratusan buruh yang menamakan Forum Buruh Bogor Bersatu itu melakukan orasi di depan pintu gerbang perusahaan. Dalam orasinya, buruh menuntut penghapusan outsourcing, meningkatkan upah buruh dan jaminan kesehatan, menghilangkan diskriminasi sertamempekerjakan kembali buruh yang diskorsing tanpa syarat.

”Kami berharap Dinas Sosial, Tenaga Kerja dan Transmigrasi (Dinsosnakertrans) mampu membantu menyelesaikan kasus ini. Tapi kami rasa mereka tidak  berpihak kepada kami,” ujar Ketua Forum Buruh Bogor Bersatu, Edi Iryawadi kepada Radar Bogor.

Ia mengatakan, aksi solidaritas merupakan bentuk kekecewaan buruh atas skorsing yang dilakukan kepada buruh PT Agra Karya pada akhir Maret lalu.

Salah seorang buruh outsourcing Argha Karya Prima, Suwito (34) mengatakan, pemicu aksi solidaritas buruh bermula dari tersebarnya video  PT Argha Karya Prima yang diprakarsai oleh salah satu buruh perusahaanbeberapa bulan yang lalu. Ia menambahkan, perusahaan merasa tidak senang dengan video yang beredar di perusahaan dan langsung menskorsing empat buruh karena dinilai mencemarkan nama baik perusahaan.

Keempat nama buruh itu adalah Ahmad Riyadi, Surya Adhi, Agus Irawan dan Wantoro. ”Mereka diskorsing tanpa alasan yang jelas, padahal video hanya berisi kegiatan perusahaan yang besar dan kami layak dibayar lebih,” protes Suwito di sela-sela aksi.

Aksi berlanjut ke Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Kabupaten Bogor untuk menemui kepala dinas dan berharap dapat membantu  menyelesaikan dan mengabulkan tuntutan buruh.Dikonfirmasi, kuasa hukum PT Argha Karya Prima, Ferdie Seothiono mengatakan, perusahaan tetap menjalankan arahan dari Disosnakertrans yakni akan menerima keempat pegawai kembali setelah diberikan surat peringatan.

Menurut dia, perusahaan sudah memberikan toleransi dengan memberikan kesempatan bekerja kembali meski mendapatkan surat peringatan SP3.

”Video yang mereka buat telah mencemarkan nama baik dan dapat membentuk opini publik,” katanya kepada wartawan saat ditemui usai aksi unjuk rasa.

Ia menjelaskan, demonstran yang berorasi banyak berasal dari luar perusahaan. Karyawan yang sedang bekerja di dalam perusahaan merasaterganggu akibat orasi dari luar pagar. ”Sekitar 800 karyawan yang masuk hari ini (kemarin, red) bekerja normal tapi merasa terganggu,” ungkapnya.

Ia mengungkapkan, keputusan yang perusahaan ambil dengan  menskorsing keempat karyawan sudah berdasarkan arahan dari pemerintah. ”Gaji kepada karyawan sudah sesuai upah minimum regional Bogor,” tuturnya.

Kapolsek Citeureup, Kompol Indra Gunawan mengatakan, aksi demontrasi berlangsung aman dan tertib.

Untuk menghidari aksi anarkis, sebanyak 425 personel kepolisian disiagakan di dalam pagar maupun di luar pagar. ”Dari kami sebanyak 50 personel diterjunkan untuk mengawal aksi dan menertibkan lalulintas,” tegasnya. (yaz/ike/pkl1)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar